By. Angela Januarti
#HUJAN BUKAN PENGHALANG#
Senin pagi di penghujung bulan Agustus 2012, Kota Sintang diguyur
hujan deras. Detak jarum jam terus terdengar, seperti tidak mau kalah
dengan gemuruh hujan. Aku bersama teman-teman tengah bersiap untuk
berangkat kerja sebelum pukul 7.30. Bisa dibilang kami berpacu dengan
waktu karena absen masuk kantor di setting 7.30. Berniat untuk terus disiplin dengan waktu, aku dan dua teman tetap memilih berangkat dengan menggenakan mantel.
Awal perjalanan, semua biasa saja. Kalau ditanya apa hujan membuatku
kesal. Jawabannya tidak. Karena aku sangat menyukai hujan. Aku senang
menikmati tetesan hujan yang membuatku sedikit kedinginan. Tapi … tunggu
dulu. Aku terkejut karena jalanan di Kota Sintang tergenang air. Bahkan
ada satu keluarga (Ayah, Ibu dan anak) yang terjebak dan motornya
mogok. Apalagi mereka tidak menggunakan mantel. Basah kuyup sudah mereka
semua. Aku terus melaju dengan kecepatan sedang, mencoba melewati
genangan air yang cukup dalam. Anggaplah ini rintangan kecil dalam
perjalanan.
Sesampai di parkiran kantor, kudapati teman-teman yang sudah datang
dan juga basah kuyup. Bahkan ada yang rela menggunakan pakaian biasa dan
harus ganti lagi ketika tiba di kantor. Sedangkan aku dan beberapa
teman memilih langsung menggunakan pakaian kerja. Lucunya, seorang adik
lupa kalau hujan deras. Dengan santai dia menggenakan kaos kaki dan
sepatu kerjanya. Alhasil, semua basah dan tidak bisa dikenakan lagi
hingga ia harus menggenakan sendal. Sembari santai mengeringkan pakaian
yang sedikit basah, aku memadangi teman-teman dengan tingkahnya
masing-masing.
Berselang beberapa menit, ada lagi teman yang datang menggenakan
mantel. Kali ini tampangnya seperti astronot, dengan mantel setelan
(baju dan celana) dan tas ransel berisi perlengkapan kerja.
Meski hujan, semua tetap bersemangat berangkat kerja dengan berbagai
cara. Hujan bukan jadi penghalang memulai aktivis kerja. Bahkan bila
diperhatikan, ada saja cerita yang bisa dibagikan karena hujan.*
Sintang, 27 Agustus 2012
SCA-AJ.020187
Setiap kepingan kehidupan memiliki keajaibannya sendiri. Keajaiban itulah yang ingin kubagikan dengan menulis.
29 Agustus 2012
Oase Hidup Malaikat Kecil
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai.
-AJ.020187-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Angela Januarti
- Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar