#Perjumpaan
dengan Kakak#
Oleh. Angela Januarti
Di penghujung tahun 2011, aku
berkenalan dengan seorang kakak. Ia datang dalam rangka assessment untuk sebuah lembaga yang akan berkerjasama dengan kami.
Dalam beberapa kesempatan aku menemaninya dan kebanyakan di luar jam kerja. Kami
pergi jalan-jalan, memasak, ke gereja, nongkrong di cafe dll. Kebersamaan ini
menumbuhkan rasa persaudaraan antara kami.
Dua tahun sudah berlalu. Di bulan November 2013 ia
memberi kabar akan melakukan assessment untuk
lembaga lain di Kabupaten Kapuas Hulu. Tentu saja aku merasa sangat bahagia
mendengar kabar tersebut. Masing-masing kami mengharapkan kesempatan untuk
saling bertatap muka dan melewati waktu bersama.
4 Desember 2013 semua itu
terwujud. Kakak memberitahu akan tiba di Bandara Susilo Sintang sore hari. Awalnya
aku berpikir mereka akan menginap di Sintang dan berangkat ke tujuan esok
harinya. Namun kakak memberitahu, mereka akan langsung di jemput di bandara dan
menuju lokasi. Pupus sudah harapanku. Aku sedih.
Saat tiba kakak kembali memberi
kabar. Aku bertanya apa sudah dijemput, bila belum aku ingin ke sana. Kebetulan
jarak kantor dan bandara tidak terlalu jauh dan jam kerja sudah usai. Kakak
bilang masih ambil bagasi. Segeralah aku memacu kendaraanku dengan laju. Usaha
ingin bertemu kakak membuahkan hasil. Tiba di parkiran aku melihatnya hendak
memasukkan koper ke mobil. Aku menghampiri dan kami saling berpelukan. Ia
sempat memperkenalkanku kepada dua rekannya. Kami memang tidak punya banyak
waktu untuk berbincang. Bahkan tidak lebih dari 10 menit mereka harus
berangkat. Kakak bilang “Senang lihat Angel sehat.”
Dalam
kesibukan tugasnya, kakak tidak memberi kabar. Anehnya aku selalu kelupaan
mengirimkan sms untuk menanyakan kabarnya. Sebelumnya kakak memberitahu
kemungkinan usai kegiatan mereka langsung balik dan kami tidak punya waktu
untuk bertemu lagi. Anggaplah rencana Tuhan itu bisa saja berbeda. Jadwal
berubah dan mereka kembali ke Sintang sabtu malam. Kakak mengirimkan sms dan
menelepon pukul 23.00 WIB. Sekali pun malam minggu, tengah malam begitu aku
sudah tidur dengan lelap. Aku membaca smsnya saat terbangun subuh. Saat itu
aku sedang berada di kampung halamanku. Pagi hari sebelum jam enam kakak
kembali menelepon, ia menanyakan jadwal ibadat dan misa. Untunglah hotel tempat
mereka menginap lokasinya cukup dekat dengan gereja. Jadi bisa ditempuh dengan
berjalan kaki. Kakak juga memberitahu jadwal keberangkatan di sore hari. Aku
berinisiatif untuk balik ke Sintang lebih awal agar bisa bertemu dengannya. Dua
jam perjalanan, aku tiba di Sintang pukul setengah tiga sore. Usai cuci muka dan ganti pakaian aku menyusul ke hotel. Ternyata ... mereka sudah mau check in ke bandara. Akhirnya kami berboncengan menggunakan motorku menuju bandara. Rekannya yang lain menggunakan
mobil. Beginilah serunya bersama kakakku yang satu ini.
Usai check in
kami bersantai bersama di warung kopi depan. Kami punya waktu sekitar satu jam
sampai pesawatnya tiba. Kami berbincang dan bercanda. Meski beberapa rekannya
baru kukenal, tapi aku bisa dengan mudah menyesuaikan diri. Pengalaman ini
sungguh mengesankan. Perjuangan untuk bisa bertemu membuahkan hasil yang
menggembirakan.
Terima kasih kakak untuk waktumu.
Sintang, 8 Desember 2013