20 Mei 2012

KEJUTAN PENUH MAKNA

By. Angela Januarti

Hari ini suasana rumah sangat ramai. Adikku yang kuliah sedang liburan beberapa hari. Meski tinggal hitungan jam dia harus kembali ke Pontianak, kegembiraan terus berlangsung tanpa henti. Kami bercerita dan bercanda;  ada papa, mama, dua adik perempuanku, empat adik sepupu, adik ipar dan juga satu keponakan laki-lakiku.

Ketika siang hari, ada hal aneh dengan mama dan dua adikku. “Jul, sudah dibelikah?” ujar mama pada adik pertamaku. Mama dan adik bungsuku tersenyum misterius. “Napa orang rumah semuanya mencurigakan gitu?” balasku kebingungan. Mereka kembali tertawa dan rasa penasaran semakin menggerogoti hatiku.

Tidak lama, pacar adikku datang menjemputnya untuk kembali ke Pontianak. Kami masih sempat berkumpul di toko dan membincangkan banyak hal seraya melayani orang belanja. Seperti tim yang kompak kami melayani orang belanja dan makan di warung nasi milik orangtuaku.

Saat mereka hendak berangkat, papa mem-packing oleh-oleh untuk keluarga pacar adikku. Kebiasaan yang terus mereka lakukan untuk kebanyakan teman, keluarga dan pacar anaknya yang sempat berkunjung. Satu dus ter-packing dan sempat membuat ia terkaget dapat banyak oleh-oleh. Tidak lupa adikku menanyakan padaku; perlukah membawa oleh-oleh untuk satu sahabat karibku juga? “Sekalian jak,” ucapku. “Papa … cece bilang sekalian bawa untuk calon menantu?” teriak adikku. “What? Oi … jangan aneh-aneh ya.” Kami pun tertawa.

Lucu sekali kalau dipikirkan, keluargaku merasa aneh karena sudah lama aku tidak membawa seseorang yang special ke rumah. Aku sendiri sebenarnya santai saja, akan tiba waktunya setelah hatiku memantapkan pilihan yang terakhir pada ia yang akan menjadi pendamping hidupku nanti. Apalagi usiaku juga masih tergolong muda. Tapi,  lagi-lagi terlihat mereka rindu untuk bercanda seperti ini dengan kehadiran pasanganku.

Malam hari setelah makan malam, aku bersantai seraya menonton berita bersama papaku. Saat tengah asyik menonton televisi, adik pertamaku menyodorkan sesuatu padaku: “Ce, terima ya,” ucapnya dengan kedua tangan memegang sesuatu agak tinggi dari kepalaku. “Apa tuch?” Diturunkannya perlahan barang tersebut; terlihat satu buah kain sarung dan gunting siap ia berikan. “Wai …!” Aku heboh bukan kepalangan. Ternyata adikku memberikan satu kain dan gunting sebagai adat ia menikah lebih dulu dariku. “Simpan ya ce.” Aku tertawa geli memikirkan semua itu. Ya ampun, sebegitu takutnya mama kalau aku tidak menikah. Hahaha ... ada-ada saja.

Terjawablah sudah kecurigaanku, ternyata oh ternyata. Tapi aku belajar satu hal dari kejutan yang membuatku sempat heboh. Mereka sayang padaku, ingin aku punya keluarga kecil bersama orang yang mencintai dan kucintai. Ini bagian doa mereka untuk kebahagiaanku. Aku mensyukuri setiap hal yang mereka lakukan.

Dalam hati aku berbicara sesuatu pada Tuhan dan  tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali diriku. Pengalaman dan kejutan sederhana yang penuh makna.

Rawak, 20 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-

Followers

Bookmark

ADS-468x60

Pages

ADS 125x125