Oleh. Angela Januarti
Dear. David…
Terima kasih untuk kunjunganmu. Bisa bertemu denganmu rasanya membahagiakan sekali.
Beberapa minggu setelah berpetualangan denganmu, aku kembali
melakukan petualangan yang lain. Anggaplah hari-hariku sibuk dengan
petualangan seperti yang kamu utarakan. Hahaha … ini menjadi hobi yang
menyenangkan. Aku bisa berkunjung ke tempat-tempat baru dan mendapatkan
pengalaman baru pula.
Petualangan kali ini aku lakukan bersama sepupu-sepupuku. Seorang
diantaranya melangsungkan pertunangan. Dia sempat mengirimkan sms agar
aku bisa hadir. Kamu tahu David bagaimana caranya membujukku?
“Ce, aku akan tunangan. Cece datang ya, siapa tahu mau menular biar Cece cepat dapat pasangan dan menikah,” tuturnya lewat sms.
Bujukan ini mempan, aku mengambil cuti dua hari untuk ikut acaranya.
Jangan berpikir ini alasan utama aku hadir ya, David. Aku membayangkan
kamu pasti tersenyum membaca surat ini.
Aku berpikir momen ini tepat untuk bisa berkumpul bersama mereka.
Maklumlah, kami sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada pula
yang sudah berkeluarga. Ia tentu lebih banyak menghabiskan waktu bersama
keluarga tercinta.
Jarak yang kutempuh kurang lebih 200 km dari kampung halamanku. Aku
menggunakan motor dan mengendarainya sendiri. Tiga jam pertama, jalan
rusak dan penuh debu. Dua jam berikutnya jalan lebih bagus karena
memasuki jalur utama menuju perbatasan Malaysia.
Rombongan kami ada sekitar 18 orang; hanya tiga orangtua, lainnya
kaum muda. Ketika para sepupu berkumpul, hanya aku sendiri yang
perempuan. “Ini para jomblo semua,” canda paman saat kami tengah menikmati waktu bersama.
Sebelum acara pertunangan dimulai, kami mandi sore di sungai Sekayam.
Sungai ini dangkal dan tidak terlalu luas – air sungai terlihat jernih.
Ada bebatuan dan pasir halus yang membuatnya serasa di tepi pantai.
Kalau dipikir-pikir airnya pasti dingin, tapi ternyata hangat. Kami bisa
mandi sepuasnya seraya sesekali berenang kecil. David pasti suka
suasana ini.
Usai mandi kami berkumpul di depan rumah – berbincang sambil menunggu
tamu-tamu yang akan hadir. Acara pertunangan dimulai sekitar pukul
21.00 wiba. Meski sedikit terlambat dari jadwal, acara berlangsung
lancar dalam kesederhanaannya. Ini pengalaman pertamaku. Meski adatnya
berbeda-beda, paling tidak aku mendapatkan gambarannya. Ternyata tidak
hanya pernikahan saja yang membuat gelisah dan gugup, tahap pertunangan
pun demikian. Tunangan adikku bercerita dia tidak bisa tidur nyenyak
memikirkan acara pertunangannya. Syukurlah semua berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka berdua saat
memasangkan cincin dan pamer cincin tunangan.
Aku memikirkanmu, David ….
Malam kian larut, kami masuk acara bebas. Semua tamu yang hadir
bersukacita dengan menyatap makanan dan minuman yang disediakan, seraya
diiringi lantunan jenis musik yang beragam.
Menjelang tengah malam, adik sepupuku mengajak kami semua untuk berjoget di depan rumah. Kami bersukacita hingga dini hari.
Keesokan harinya, rombongan terbagi menjadi dua. Rombongan bibiku
masih menginap satu malam dan hendak jalan-jalan ke Entikong. Sebuah
kecamatan sebelum memasuki perbatasan antara Indonesia – Malaysia.
Rombongan kami bersiap untuk pulang ke tempat masing-masing. Meski hanya
dua hari satu malam, tiap kebersamaan memberikan pengalaman berharga.
Seluruh kebahagiaan ini tak mampu diungkapkan dengan kata-kata.
Kita sama-sama mendoakan mereka ya, David. Semoga pertunangan ini
segera berlanjut ke pernikahan. Doa yang terakhir adalah agar perkataan
dalam bujukan adik sepupuku terwujud dalam nyata ^_^
Aku melampirkan beberapa foto untukmu. Semoga kamu menyukainya.
Salam sayang dan rinduku,
Mawar
Setiap kepingan kehidupan memiliki keajaibannya sendiri. Keajaiban itulah yang ingin kubagikan dengan menulis.
29 Agustus 2013
Surat Ketujuh dari Desa
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai.
-AJ.020187-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Angela Januarti
- Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar