2 Agustus 2012

SENJA KEDUA PULUH DUA DI BIARA MENYURAI

By. Angela Januarti
#TUMBUH DAN MENJADI BESAR#

Dipenghujung bulan Juli aku merasa rindu untuk kembali melewati senja. Sudah satu bulan lebih sembilan hari aku tidak memiliki kesempatan itu. Akhirnya aku mengirimkan sms dan menanyakan pada Pastur, apakah ada misa sore hari ini. Ketika kubaca sms yang mengatakan ada misa, hatiku merasa sangat gembira. Aku seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah dan meloncat kegirangan.

Aku menuju biara setelah jam kerja usai. Saat memasuki biara, aku bertemu Pastur dan berbincang sebentar. Perbincangan yang menyenangkan tentang acara tahbisan enam Mawar yang berlangsung meriah beberapa minggu lalu dan satu Mawar lain dua hari lalu.

Suasana misa sore ini terasa meriah karena ruangan dipenuhi para suster dan anak asrama. Bahkan ada yang duduk di bagian luar karena memang ruangan doanya tidak terlalu besar. Namun semua itu tidak menghilangkan suasana hening. Misa dipimpin oleh Pastur Paroki Benua Martinus yang kebetulan menginap di Menyurai. Dalam misa kali ini aku senang mendengarkan bacaan Injil tentang biji sesawi yang kecil , tetapi bila sudah tumbuh akan lebih besar dari  pada sayuran yang lain. Perumpamaan ini memberikanku renungan bahwa semua yang besar berawal dari hal kecil. Jadi aku bisa lebih menghargai itu.

Setelah misa selesai, Pastur mengajakku untuk makan malam bersama sekaligus berkenalan dengan seorang Bruder yang belum lama pindah ke Menyurai. Kami berbincang seraya bersantap malam. Ada banyak cerita yang mereka bagikan padaku. Salah satu yang berkesan adalah tentang satu komunitas kaum muda bernama Choice. Aku suka dengan motto mereka, “Choice : To know, to love, to serve.”

Ketika kami sudah selesai bersantap dan membereskan perlengkapan makan, aku diajak untuk mengikuti completorium. Awalnya aku sedikit kebingungan dengan istilah ini, tapi setelah dijelaskan artinya ibadah penutup, aku menjadi mengerti.

“Angel baru tahu ada istilah ibadah penutup, Pastur. Biasanya  Angel hanya tahu setiap malam minggu ada doa Rosario setelah makan malam.” Pastur tersenyum mendengar ucapanku dan kami segera bersiap untuk ibadah penutup.
Pertama kali mengikuti ibadah ini membuatku cukup kebingungan meski ada buku kecil yang digunakan sebagai panduan. Sesekali Pastur memberi tahu halaman buku yang digunakan. Lucunya adalah aku tidak pandai membaca not lagu, tapi ada beberapa doa yang harus dinyanyikan. Aku belajar  mengikuti dan bernyanyi secara perlahan. Meski begitu aku merasa senang dapat ambil bagian mengikuti misa sore hingga completorium.

Hari semakin larut dan aku berpamitan untuk pulang ke rumah. Sesampai di rumah dan hendak menuliskan catatan kecil, kalimat to know, to love, to serve membuatku merenungkan tentang pengalaman senjaku.

Senja di biara Menyurai mungkin hanya pengalaman-pengalaman kecil bagiku. Tapi ketika tiap senja berlalu, selalu ada hal baru yang kudapatkan. Tanpa kusadari semua itu membuatku lebih baik hari demi hari. Membuatku belajar banyak hal yang tidak kuketahui. Pada akhirnya ketika aku semakin tahu, semakin mencintai, aku bisa semakin mengerti seperti apa melayani dengan pilihan yang kupilih.

Seperti biji sesawi yang kecil, aku percaya diriku akan tumbuh menjadi besar dari pengalaman ini.

Senja di biara Menyurai, senja yang selalu berkesan dan penuh pengalaman manis.

Sintang, 30 Juli 2012
SCA-AJ.020187

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-

Followers

Bookmark

ADS-468x60

Pages

ADS 125x125