11 November 2011

Tawa Gadis Kecil di Tengah Duka Tsunami

By. Angela Januarti

Gempa dengan kekuatan 8,9 skala richer menimbulkan tsunami hebat yang menghantam sekitar 36 wilayah serta daerah di Jepang pada 11 Maret 2011. Aku bersama team ditugaskan untuk membantu masyarakat terutama anak-anak. Keadaan jauh sekali dari normal dan tangis kanak-kanak dimana-mana, sesekali gempa kecil masih dapat kami rasa, berharap tidak ada lagi gempa susulan yang lebih besar. Hujan terus  membasahi tempat ini, permandangan tidak lagi mempesona dengan tumpukan bangunan yang hancur oleh kemarahan gelombang tsunami.

Menjelang siang  dua gadis kecil datang mengunjungi Unicef House di Takanawa, mereka membawa buku sejarah untuk di sumbangkan pada Children’s Mini-library Project. Meski hanya buku sejarah, tapi besar maknanya dari tatapan mata bening mereka. Lebih dari 80.000 buku telah terkumpul, kubayangkan kegembiraan anak-anak yang akan menerima serta membacanya. Kami membangun tempat pengungsian sementara, berkunjung ke banyak sekolah dan membawa material-material sekolah serta membagikan buku-buku yang telah terkumpul. Kudapati wajah-wajah gembira anak-anak ditengah dukacita yang mendalam, terasa begitu menenangkan.

Sudah  tiga tahun aku bekerja sebagai salah satu staf di Unicef, setiap kali mengunjungi banyak tempat, hatiku miris melihat keadaan anak-anak. Aku terpanggil untuk ikut terlibat dan memeluk mereka erat. Sebuah pelukan untuk mengatakan semua akan baik-baik saja, merekapun pantas untuk berbahagia. ***

Pagi ini kami berangkat menuju Yakushima, salah satu wilayah yang juga terkena tsunami. Tangisan, rintihan kesakitan dan duka yang mendalam kudapati saat mengunjungi beberapa tempat pengungsian, Tuhan kuatkan mereka.
Distribusi makanan dan obat-obatan telah dilakukan,berharap membantu mereka untuk kembali pulih. Di tengah ramainya pengungsi mataku tertuju pada satu gadis yang tersenyum ketika salah satu temanku menghampiri, kaki sebelah kirinya dipasang gips, ia tetap dapat tersenyum dengan keadaan kaki yang patah.

“O genkidesu ka? ” kudengar temanku menanyakan bagaimana kabar anak itu.

 “Watashi wa yoi kanji ia tersenyum kecil saat menjawab sudah lebih baik.

Mereka bercanda, sungguh satu permandangan indah ditengah duka mendalam masyarakat Jepang. Akupun tersenyum melihatnya, semoga setiap mereka merasakan kecerian di tengah duka seperti gadis kecil ini.***

Satu minggu membantu para korban tsunami di Yakushima memberikan pengalaman berharga, aku tak bisa melupakan tawa gadis kecil  serta duka mendalam masyarakat Yakushima, namun aku percaya selalu ada hal indah dibalik duka yang terjadi. Sama seperti satu peristiwa ketika tangis kanak-kanak terdengar silih berganti, satu senyuman dan tawa gadis kecil di pengungsian merubah suasana.

Aku merindukan mereka dan berdoa untuk kesembuhan mereka semua.***

Sintang, Sabtu 22 Oktober 2011

*Happy National Unicef Day
Tulisan ini aku persembahkan untuk setiap orang yang menjadikan hidupnya lebih berarti dengan membantu sesama yang membutuhkan.

Tuhan Memberkati semua niat TULUS kita.

Note. Kalau bahasa Jepangnya keliru, mohon komentarnya para Sahabat ^-^

SCA-AJ.020187

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-

Followers

Bookmark

ADS-468x60

Pages

ADS 125x125