26 November 2011

Senja Kedua di Biara Menyurai Sintang


By. Angela Januarti

#Perkawinan Secara Katolik#

Sore ini aku kembali mendapatkan kesempatan melarikan diri dari hiruk pikuk yang membisingkan. Aku melaju dengan kendaranku menuju satu tempat di sudut kota, tempat yang selalu menyenangkan untuk kukunjungi. Sebuah Biara yang menawarkan keindahan suasana alam dan keheningan. Tujuan utamaku mememui seorang pastor yang akan memberikan saran untuk tulisanku, aku sangat bersemangat karna ingin berbincang banyak hal.   

Perbincangan tidak berlangsung lama, karena Pastor harus bersiap-siap untuk Misa sore. Kali inipun aku mendapat kesempatan untuk kembali berkumpul bersama mereka di ruang Doa.

Setelah Misa selesai, aku berminat untuk melanjutkan perbincangan kami dan Pastor pun menyarankanku untuk ikut makan malam. Perbincangan ternyata berubah topik, aku lebih tertarik bersenda gurau sambil menikmati santapan makan malam.

“Selamat malam” sapa seorang Pastor dari Paroki Lanjing, Ia baru pulang memberikan kursus persiapan perkawinan. Ia menceritakan banyak hal tentang pengalamannya dan sesaat topik itu menarik perhatianku. Aku seorang mudi Katolik belum mengerti tentang hal ini secara mendalam dan mungkin juga banyak muda-mudi mengalaminya.

Secara umum kursus persiapan perkawinan mengajarkan tentang dasar-dasar perkawinan dalam Gereja Katolik, tentang Sakramen Perkawinan, pengelolaan keuangan keluarga, pendidikan seksualitas dan perawatan kehamilan, pendidikan nilai dan komunikasi keluarga. Hal ini diharapkan agar pasangan punya pengalaman yang luas dalam membangun keluarga kecil. Keluarga yang akan menjadi Garam dan memancarkan Terang untuk setiap keluarga lain di tempat ia berada. 

“Pastor, pemberkatan pernikahan bisa dilakukan diluar Gereja tidak?” ku haturkan pertanyaan karena aku berencana untuk mangadakan Garden Party untuk pernikahanku kelak.

“Tergantung pesetujuan Pastor Paroki Angel, asalkan tempat itu layak untuk mengadakan satu Pemberkatan Perkawinan yang Suci”.  

“Angel kapan mau menikah?” tanya seorang Bruder yang juga berbincang bersama kami. 

Aku hanya tersenyum dan dengan sedikit bercanda menjawab “mungkin tahun 2015 dan apakah semua Pastor, Bruder dan Frater masih akan bertugas di sini?”

“Tidak Tahu”, jawab mereka serentak dan kamipun tertawa bersama.***

Perbincangan terus berlanjut dengan mengasyikkan, aku mendengar secara seksama semua yang mereka jelaskan, sesekali kami bercanda dan tawa pecah di tengah suasana malam dengan rintik hujan perlahan. Kali ini kami melajutkan perbincangan tentang Rehap Perkawinan yang sering dilakukan oleh pasangan yang menikah secara Adat dan resmi sebagai suami-istri, namun belum melakukan Pemberkatan Perkawinan.  

“Pastor, apa pasangan yang belum menikah secara Gereja tapi sudah resmi secara Adat boleh menerima Sakramen dalam Ekaristi?”

“Semua pasangan yang belum Pemberkatan Perkawinan belum boleh melakukan persetubuhan Angela, dan tentunya mereka tidak boleh menyambut Sakramen dalam setiap Ekaristi. Makanya, menikahlah dulu secara Gereja.”

Pada akhirnya aku belajar banyak hal, semuanya butuh proses pembelajaran dan aku belajar satu tahap demi tahap. Sama halnya ketika aku berkomitmen menjalin satu hubungan dalam istilah Pacaran, aku belajar untuk memahami pasanganku. 

Kini aku mendapatkan pengalaman berharga bersama mereka dalam satu senja yang singkat, untuk bekalku menuju satu Perkawinan Suci secara Katolik.

Aku menunggu semua Indah Pada Waktu Nya.         

Sintang, 03 November 2011
SCA-AJ.020187

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-

Followers

Bookmark

ADS-468x60

Pages

ADS 125x125