16 Januari 2012

SENJA KELIMA DI BIARA MENYURAI

By. Angela Januarti

#TUHAN DEKAT KETIKA TERASA JAUH#

Beberapa hari ini aku merasa begitu galau. Entah karna aku sedang ikut lomba menulis cerita galau saat terdampar di hutan Kalimantan, ataukah galau yang lain?. Awalnya aku tak pernah tahu galau itu seperti apa. Tapi ternyata aku benar-benar mengalaminya. Satu peristiwa yang Tuhan izinkan terjadi membuatku menjadi sangat galau. Aku bisa menangis tiba-tiba, tidak bisa berpikir tenang, bahkan memejamkan mata untuk beristirahatpun begitu sulit. Aku putus asa ketika kegalauan membuatku begitu kacau. Aku terus mencari arah langkah untuk menenangkan diri.

Satu tempat yang selalu menjadi pilihanku. Biara Menyurai. Tempat aku merasakan sisi lain yang indah dari kehidupan. Menunggu waktu yang tepat cukup membuatku kerepotan menghilangkan kegalauan sendirian. Berdoa. Aku bahkan tak bisa menenangkan diri untuk berteduh dalam doa.

Sabtu sore, ketika kesempatan datang aku bergegas ke sana. Sesaat memasuki halaman Biara perasaan tenang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku bersantai sambil menunggu Pastor datang. Kunikmati suasana sambil duduk di teras samping dan memejamkan mata sejenak.
“Angel, ayo masuk ke dalam” suara Pastor memanggilku. Akupun bergegas masuk dan bersantai di ruang makan.

Berbincang sambil menyantap buah rambutan. Hal lain yang menyenangkan di tempat ini. Sambil bercerita menunggu Misa membuat aku benar-benar melupakan semua kegalauan hati. Aku tertawa, bercanda dan damai merasuki jiwaku.

“Pastor, tema aku datang sore ini Galau loh” candaku dalam  perbincangan.    

“Terkadang kegalauan itu penting Angela. Membuat dinamika kehidupanmu menjadi berfluktuatif. Kamu berada di puncak ketika merasa bahagia. Saat kegalauan  hadir dan kamu terjatuh lebih dalam. Kamu harus belajar mendaki tahap demi tahap untuk kembali mencapai puncak yang terlihat sangat jauh. Bila kamu dapat melakukannya, kamu akan mendapatkan banyak hal yang membuatmu lebih kuat.”

Aku terenyuh, perkataan Pastor sangat masuk dalam logikaku. Hati yang awalnya galau menjadi terobati dengan setiap nasehat yang di hadirkan.***

Perbincangan terhenti karna kami harus bersiap-siap misa sore. Dan sekali lagi aku merasa begitu damai. Suasana hening membuatku mampu menghilangkan kegalauan untuk berbincang bersama Tuhan. Sungguh menyenangkan mengalami semua ini. Terlebih saat Doa Syukur Agung di haturkan. Tubuh dan Darah Kristus yang di persiapkan untuk kuterima membuat jantungku berdetak sangat cepat. Aku kebingungan. Apa yang terjadi padaku? Aku tak pernah mengalami hal seperti ini.

Saat aku menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan ucapan syukur, aku merasakan hal yang berbeda. Kegalauan itu benar-benar sirna. Tak tersisa. Hatiku bersorak sorai kegirangan.

Setelah misa dan makan malam, aku kembali berkesempatan mengikuti Doa Rosario. Semua terasa sangat lengkap ketika aku melakukan “spasi” dalam hariku. Spasi dengan berdoa bersama mereka, selalu memberikan hal baru yang membuatku bersuka cita. Aku tak lagi harus merasakan kegalauan. Aku mendaki tahap demi tahap jurang yang membuatku terpuruk beberapa saat.

“Tuhan dekat saat terasa jauh” satu kalimat dari Pastor menjadi satu renungan bagiku.

Aku teringat satu kisah. Saat mendapati cobaan dan berjalan di tanah penuh krikil yang tajam, kita terkadang bertanya “Tuhan dimana?.” Kita merasa Tuhan jauh dan pergi meninggalkan kita.

Namun satu hal yang mampu menggambarkan betapa besar KasihNya. Saat kita melihat tapak kaki dengan tetesan darah di jalan penuh krikil. Kita bertanya siapa pemilik tapak kaki itu. Bukankah itu tapak kakiku? Lalu Tuhan dimana?.

Tuhan dengan penuh kasih menjawab “Itu tapak kakiKu.”

“Lalu aku dimana Tuhan?”

“Aku menggendongmu.”***

Senja kali ini mengajarkanku bahwa kegalauan bukan berarti hal yang buruk. Ketika aku diizinkan mengalaminya. Tuhan mengajakku untuk belajar dan memahami Tuhan selalu ada dalam suka dukaku. Ia ingin aku menjadi pribadi yang kuat melewati setiap hujan badai. Dan kali inipun aku sadar. Saat kegalauan itu hadir, Tuhan ingin mengajakku semakin dekat padanya. Kegalauan membuat Tuhan terasa jauh, namun ia juga bisa membuat kita sadar bahwa Tuhan sangat dekat. Ia ada di hati kita. Sekarang dan selamanya.

Sabtu, 10 Desember 2011
SCA-AJ.020187

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-

Followers

Bookmark

ADS-468x60

Pages

ADS 125x125