16 Januari 2012

SENJA KEENAM DI BIARA MENYURAI

By. Angela Januarti

#MENJADI  PRIBADI  YANG  BARU#

Minggu Adven ketiga. Aku bersama dua sahabatku mengikuti misa di Katedral Sintang. Ada yang berbeda karna kali ini misa di pimpin langsung oleh Uskup Sintang. Suasana hening tetap terjaga. Ketika homili berlangsung aku mendengarkannya dengan seksama. Seperti kebiasaanku sebelumnya. Aku akan mencatat homili yang sangat ku sukai. Kali ini Bapa Uskup memberi homili yang berkaitan dengan Yohanes Pembaptis. Tiga hal yang ku catat bahwa Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang memberikan tempat utama bagi Tuhan dalam hidupnya. Bersedia mundur dalam perannya ketika Yesus hadir. Menuntun orang-orang kepada Tuhan.

Kemudian Bapa Uskup memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari dengan satu kalimat renungan yang indah. “Sudah seimbangkah hidup kita?.” Tak bisa dipungkiri begitu banyak pribadi yang hanya mencari hal-hal duniawi tanpa diseimbangkan hal surgawi. Bapa Uskup mengajak dalam masa adven ini setiap pribadi mau mawas diri untuk menyambut kedatangan Sang Juru Selamat.***

Satu kalimat yang kudapatkan terus terniang di benakku. “Sudah seimbangkah hidupku?.” Pertanyaan yang kulontarkan pada diriku. Aku merenung. Aku ingin mengimbangi hal duniawi dan surgawi di hidupku.

Sesaat aku teringat perbincangan di Biara Menyurai tentang Pengakuan Dosa. Sudah lama aku tidak pengakuan dengan kesibukan duniawi yang kulakukan. Mungkin aku juga takut. Iya. Itu terjadi setelah dua tahun aku tidak berbicang khusus dengan Tuhan melalui perantaraan Bapa Pengakuanku.

Selasa sore. Aku membuat janji untuk pengakuan dosa bersama Pastor di Menyurai. Kali ini akupun mengajak satu sahabatku. Seorang kakak yang kusayang. Kami memulainya dengan ikut misa sore. Saat-saat yang baik untuk bisa mempersiapkan hati.

“Pastor, aku lupa loh cara pengakuan dosa” ucapku polos sesaat sebelum pengakuan di mulai.

“Nanti saya bantu, Angel. Kalian persiapkan hati dulu dan saya menunggu di ruang pengakuan.”

Aku mendapat giliran pertama. Setiap nasehat yang kudapatkan membuat hatiku sangat tenang. Kali ini aku kembali melewati satu tahap dalam perjalanan imanku. Hatiku gembira saat semuanya telah selesai. ***


MENGAPA HARUS MENGAKU DOSA SAAT INI?

Jika kita jujur, kita harus akui bahwa pertemuan dengan Yesus dan pengampunan sama pentingnya saat ini dan saat Yesus masih hidup di dunia. Kita menyadari bahwa kita orang berdosa, kita tidak mungkin lolos dari kelalaian, kesalahan, komitmen kita, kecemburuan, keinginan kita untuk menjadi nomor satu walaupun dengan mengorbankan orang lain, dan dosa-dosa lain.

Umat Katolik diharapkan menerima Sakramen Tobat minimal 1 kali setahun saat masa pra-paskah. Efek dari rekonsiliasi ini adalah bersatunya kembali orang berdosa itu dengan Allah.

Agar Sakramen Tobat sempurna, orang yang berdosa tersebut harus benar-benar tulus mengakui dosanya sendiri; jujur dan mengakui semua dosanya; menerima penetensi, dan berkeinginan untuk tidak berbuat dosa lagi. Orang tersebut harus benar-benar menyesal, dan mengerti bahwa mereka telah meninggalkan Tuhan dan Gereja sebagai Tubuh Kristus. Pengakuan tersebut harus jujur, spesifik.

Keinginan untuk tidak berbuat dosa lagi tidak bermaksud, bersumpah tidak melakukan dosa lagi, tetapi berkeinginan untuk tidak berbuat dosa lagi dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari dosa tersebut.***

Bila aku merenungkan perjalanan hidupku. Aku merasa bahwa Tuhan telah menjadikanku pribadi yang baru. Aku masih sangat ingat kado yang ku minta pada Tuhan sebagai hadiah Natal tahun ini. Dalam doa kuucapkan permohonanku. Semakin gema Natal terdengar lebih dekat. Hadiah dari Tuhan kudapatkan satu demi satu.

Tiap kesempatan yang Tuhan hadirkan. Tiap pertemuan yang terjadi menyadarkanku bahwa Tuhan menyiapkan semuanya dengan indah. Semua di masa lalu hanya akan menjadi masa lalu, namun ada banyak pelajaran yang dapat kupetik dari tiap kejadian. Masa sekarang telah kumulai bersama Tuhan.

Saat kuletakan semua pergumulanku di bawah kakiNya. Ketika Ia mengampuni dosaku. Tangan Tuhan menjamahku dan membentukku menjadi bejana yang indah. Saat ku rasakan tiap keindahan bersama Tuhan. Aku telah melepaskan diriku yang dulu. Terlahir menjadi pribadi baru seperti Ia yang akan datang dan lahir dalam peringatan Natal nanti.***

Senja kali ini, aku kembali merasakan Tangan Kasih Tuhan yang menggandengku  untuk mengikuti jalan yang Ia sediakan. Ketika aku berjalan bersamaNya. Ketika aku mencoba mengimbangi hal duniawi dan surgawi. Suka cita terus datang dan membuatku bahagia.

Aku berharap akan semakin banyak cerita yang bisa aku dapatkan sebagai bekalku dalam perjalanan hidup dan iman. Hingga aku benar-benar siap menjadi pribadi yang dapat diutus untuk mewartakan kabar gembira bersamaNya.***

"………………Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan di bukakan bagimu. LUKAS 11 : 9.

Sintang, 13 Desember 2011
SCA-AJ.020187


Referensi : KEKUATAN PENYEMBUHAN DALAM SAKRAMEN TOBAT
oleh: Fr. Albert A. Caprio, O.P




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto saya
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-

Followers

Bookmark

ADS-468x60

Pages

ADS 125x125