24 September 2013

Oase Hidup Malaikat Kecil


Menemukan Kebahagiaan
Oleh. Angela Januarti

Hari ini ada banyak orang  yang berbahagia. Seorang sahabat berbahagia karena ia memulai hidup baru dengan orang yang sangat dicintainya. Lainnya berbahagia karena merayakan wisuda D3 mereka. Bagiku sendiri, hari ini punya dua kisah khusus. Melepas dan menemukan kebahagiaan. Aku tidak akan bercerita tentang sesuatu yang harus kulepaskan. Namun aku akan bercerita tentang kebahagiaan-kebahagiaan yang kutemukan dalam satu hari.
Kebahagiaan itu dimulai saat aku dan teman-teman satu kantor mengisi waktu luang dengan berbagi cerita. Kadang kami membahas hal-hal serius, lain waktu kami bercanda dan bergembira dengan ‘kegaduhan’ yang kami ciptakan. Suasana ini membuat kerja tidak membosankan.
Selanjutnya aku diberi kesempatan berbincang bersama beberapa pribadi yang sangat dekat denganku. Cukup lama kami tidak bercerita dalam durasi yang lama karena kesibukan masing-masing. Dalam perbincangan dengan seorang kakak, ia mengingatkanku pada sebuah ketulusan hati mendoakan seseorang yang aku sayangi. Aku memikirkan satu kalimat yang kudapatkan satu hari sebelumnya dari buku renungan yang kubaca “Berdoalah karena kuasa doa tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan apapun. Kuasa doa memberi ketenangan dalam diri.” Diakhir perbincangan kami, ia berkata bahwa ia akan selalu mendoakanku. Apa yang diutarakannya padaku, membuatku merasakan satu ketenangan tersendiri.
Tidak berselang lama, aku berbincang dengan seorang abang. Ia pribadi yang cukup ‘cerewet’ dalam beberapa hal. Ia sering berkomentar dan memberikanku banyak masukan yang membangun. Kali ini pun, pesan yang ia kirim dipenuhi nasihat yang membuatku speechless. Aku senang membaca satu kalimat yang ia berikan “Menjadi sesuatu yang besar tidak instan, perlu proses. Biarlah hal yang alami itu menuntunmu menuju kesuksesan.” Kalimat ini diutarakannya karena ia ingin aku belajar sesuatu dari hal-hal mendasar, bukan melompat pada tingkat yang tinggi saat aku belum siap.   
Saat jam kerja usai, aku hendak membawa motorku yang mogok ke bengkel untuk di service. Dalam perjalanan menyeberang jalan, motorku kembali mogok tepat di depan sebuah becak yang hendak melintas. Becak itu membawa beberapa ken air yang penuh. Orang bengkel yang melihatku hanya tertawa dan berkomentar  “Hampir saja kamu ditabrak becak.” Seraya menunggu motorku di service, kami membahas ulang kejadian tadi. Jujur saja, aku tadi sempat deg-degan. Namun kejadian ini juga membuatku tertawa sendiri. Aneh saja bila membayangkan orang yang mengendarai sepeda motor ditabrak oleh orang yang mengendarai becak.
Dimalam yang hening, aku mendapati abang sepupuku memajang foto kami saat sedang berkumpul. Langsung saja aku berkomentar “Kayaknya ada yang rindu.” Tidak berselang lama, ia membalasnya. Maka, berlanjutlah perbincangan kami hingga curhat-curhatan.
Sesaat, aku terdiam sejenak dan memikirkan ulang apa yang sudah terjadi dalam satu hari ini. Aku menemukan bahwa aku dikelilingi pribadi-pribadi yang luar biasa. Mereka memiliki andil yang membentukku menjadi seperti saat ini. Aku pun kembali disadarkan, bahwa Tuhan selalu punya cara untuk membuatku tersenyum. Bahkan melalui hal-hal sederhana sekali pun, Ia mengajariku untuk selalu mengucap syukur.
Kebahagiaan itu sederhana dan aku telah menemukannya.
*
 
Foto saya
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-

Followers

Bookmark

ADS-468x60

Pages

ADS 125x125