*Menyaksikan Mujizat Tuhan*
Oleh. Angela Januarti
Pagi ini aku menemukan satu kutipan ayat yang kutulis dalam lembaran kecil berwarna orange. “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.(Yoh 14:14)” Kutipan ini mengajakku memutar kembali memory tentang perjalanan akan satu hal yang ingin aku wujudkan.
Aku merenungkan tiap kejutan yang Tuhan hadirkan dalam Mujizat-Nya.
Hal itu mulai kurasakan saat aku memperhatikan kejadian meski itu hal
sederhana sekali pun. Kejadian yang terkadang membuatku bisa menangis
atau pun tertawa bahagia. Aku mencoba mensyukuri semua dan membawanya
dalam doa setiap hari.
Tahukah kalian? Aku kembali mendapatkan Mujizat Tuhan, saat tengah
sibuk pergi dari satu kampung ke kampung lain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan padaku. Aku tak bisa lagi membendung rasa bahagia yang
memenuhi tiap relung hatiku. Bagiku kegembiraan ini tak bisa kurasakan
sendiri, aku ingin membagikannya pada orang lain.
*
Seorang Kakak pernah berkata padaku : “Bila kita mendoakan seseorang
yang dikasihi dengan tulus, doa itu akan disampaikan Tuhan dan ia bisa
merasakannya.” Hal ini terus kulakukan selama tiga tahun terakhir.
Seperti sebuah judul lagu Doa Mengubah Segala Sesuatu, inilah yang terjadi padaku.
Cerita ini aku tulis untuk berbagi bahwa kekuatan doa itu luar biasa.
Sebuah perkenalan dengan seseorang tidak pernah terjadi karena
kebetulan, tapi Tuhan ingin aku (kita) belajar banyak hal dari
perkenalan tersebut.
Bila aku sudah menyaksikan Mujizat-Mujizat Tuhan yang Ia hadirkan
untukku. Aku percaya tiap Sahabat yang membaca ini juga akan merasakan
hal yang sama. Rancangan Tuhan selalu indah pada waktu-Nya
“Bersukacitalah dalam pengharapan, bersabarlah dalam kesesakan, dan
bertekunlah dalam doa.” Satu ayat yang menguatkanku hingga terwujudnya
Mujizat itu.
*
Sintang, 13 September 2012
SCA-AJ.020187
Setiap kepingan kehidupan memiliki keajaibannya sendiri. Keajaiban itulah yang ingin kubagikan dengan menulis.
25 September 2012
Oase Hidup Malaikat Kecil
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai.
-AJ.020187-
Senja Kedua puluh tiga di Biara Menyurai
*365 Hari Mengenal Senja*
Oleh. Angela Januarti
Hatiku sedang bersukacita. Ini kalimat paling tepat untuk menggambarkan apa yang kurasakan saat ini. Tepat 4 September 2012 aku merayakan satu tahun mengenal biara Menyurai.
Mengapa cerita senja sangat special untukku? Pertanyaan ini sering sekali terlintas dibenak orang-orang yang mengenalku. Beberapa dari mereka pernah kuajak untuk mengalami hal yang sama. Jadi aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar untuk menjawab pertanyaan mereka.
Mengenal cerita senja juga bisa dibilang kebetulan. Awalnya tidak ada kesan apa-apa. Tapi setelah aku mencoba mengikuti misa sore untuk pertama kali, menghayati tiap kejadian, perbincangan, nasihat dan banyak hal- senja berubah menjadi istimewa.
*
Angel, aku jadi ikut ke Menyurai ya. Satu sms yang dikirim Yanti sahabatku. Memang sejak beberapa hari yang lalu aku memberitahu ingin merayakan satu tahun senja di Biara Menyurai. Aku banyak cerita tentang sukacita yang terjadi hingga ia tertarik untuk ikut serta.
Kami bergoncengan menuju biara pukul 5 sore. Masih ada setengah jam waktu tersisa sebelum misa dimulai. Sesampai di parkiran, kami mendapati Pastor tengah sibuk membantu seorang Frater yang akan berangkat menuju Paroki Lanjing. Kami berkenalan dan berbincang sejenak.
Temanku masih terlihat canggung, namun aku mencoba membuatnya santai dan menikmati perbincangan kami. “Kayaknya Pastor harus traktir kami deh, kan merayakan 1 tahun aku mengenal senja di Biara Menyurai,” candaku disela perbincangan. “Pastor traktir kalian makan malam di sini ya. Makan malam sederhana,” balasnya.
Perbincangan harus dihentikan sebentar karena kami harus mengikuti misa sore. Ruangan doa dipenuhi oleh anak asrama, Suster, Bruder dan juga Frater. Masih ada beberapa menit sebelum misa dimulai. Kulihat raut wajah temanku gembira. Ada apa ya? Ia berbisik padaku “Lucu lihat anak-anak asramanya. Imut sekali, ada yang masih kecil.” “Iya, mereka anak SMP semua.”
*
Misa telah usai. Kami melanjutkan dengan bersantap malam bersama. Bercerita dan bercanda menjadi satu hal yang juga kusukai dalam senja. Terkadang ada saja yang bisa aku pelajari dari perbincangan sederhana seperti ini.
Aku dan temanku pulang dengan kegembiraan dalam hati. Ya … senja selalu istimewa. Ketika sampai di rumah aku mengingat tiap mereka yang pernah hadir dalam senja dan mengajariku banyak hal. Bisa dibilang aku juga merindukan mereka semua.
Jarak, waktu dan tempat mungkin menjadi batas untuk bisa mengulang cerita ini. Namun aku bersyukur karena mereka pernah hadir dan mengajariku tentang kehidupan dan iman.
Senja … ia sederhana namun istimewa. Sesederhana tiap pribadi yang ada di dalam kisahnya.*
Sintang, 4 September 2012
SCA-AJ.020187
#Foto Biara Menyurai (Dokumentasi Kongregasi SMM)
Oleh. Angela Januarti
Hatiku sedang bersukacita. Ini kalimat paling tepat untuk menggambarkan apa yang kurasakan saat ini. Tepat 4 September 2012 aku merayakan satu tahun mengenal biara Menyurai.
Mengapa cerita senja sangat special untukku? Pertanyaan ini sering sekali terlintas dibenak orang-orang yang mengenalku. Beberapa dari mereka pernah kuajak untuk mengalami hal yang sama. Jadi aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar untuk menjawab pertanyaan mereka.
Mengenal cerita senja juga bisa dibilang kebetulan. Awalnya tidak ada kesan apa-apa. Tapi setelah aku mencoba mengikuti misa sore untuk pertama kali, menghayati tiap kejadian, perbincangan, nasihat dan banyak hal- senja berubah menjadi istimewa.
*
Angel, aku jadi ikut ke Menyurai ya. Satu sms yang dikirim Yanti sahabatku. Memang sejak beberapa hari yang lalu aku memberitahu ingin merayakan satu tahun senja di Biara Menyurai. Aku banyak cerita tentang sukacita yang terjadi hingga ia tertarik untuk ikut serta.
Kami bergoncengan menuju biara pukul 5 sore. Masih ada setengah jam waktu tersisa sebelum misa dimulai. Sesampai di parkiran, kami mendapati Pastor tengah sibuk membantu seorang Frater yang akan berangkat menuju Paroki Lanjing. Kami berkenalan dan berbincang sejenak.
Temanku masih terlihat canggung, namun aku mencoba membuatnya santai dan menikmati perbincangan kami. “Kayaknya Pastor harus traktir kami deh, kan merayakan 1 tahun aku mengenal senja di Biara Menyurai,” candaku disela perbincangan. “Pastor traktir kalian makan malam di sini ya. Makan malam sederhana,” balasnya.
Perbincangan harus dihentikan sebentar karena kami harus mengikuti misa sore. Ruangan doa dipenuhi oleh anak asrama, Suster, Bruder dan juga Frater. Masih ada beberapa menit sebelum misa dimulai. Kulihat raut wajah temanku gembira. Ada apa ya? Ia berbisik padaku “Lucu lihat anak-anak asramanya. Imut sekali, ada yang masih kecil.” “Iya, mereka anak SMP semua.”
*
Misa telah usai. Kami melanjutkan dengan bersantap malam bersama. Bercerita dan bercanda menjadi satu hal yang juga kusukai dalam senja. Terkadang ada saja yang bisa aku pelajari dari perbincangan sederhana seperti ini.
Aku dan temanku pulang dengan kegembiraan dalam hati. Ya … senja selalu istimewa. Ketika sampai di rumah aku mengingat tiap mereka yang pernah hadir dalam senja dan mengajariku banyak hal. Bisa dibilang aku juga merindukan mereka semua.
Jarak, waktu dan tempat mungkin menjadi batas untuk bisa mengulang cerita ini. Namun aku bersyukur karena mereka pernah hadir dan mengajariku tentang kehidupan dan iman.
Senja … ia sederhana namun istimewa. Sesederhana tiap pribadi yang ada di dalam kisahnya.*
Sintang, 4 September 2012
SCA-AJ.020187
#Foto Biara Menyurai (Dokumentasi Kongregasi SMM)
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai.
-AJ.020187-
OASE HIDUP MALAIKAT KECIL
*WEDDING ADVENTURE I
– BERGEMBIRA BERSAMA MEREKA*
Oleh. Angela Januarti
Menikah tentunya membahagiakan.
Tapi sayangnya kali ini bukan aku yang menikah. Aku memulai perjalanan menuju
Desa Sei-Ayak untuk hadir dalam pernikahan seorang adik. Sudah hampir 10 tahun
tidak pernah berkunjung, aku sempat ragu untuk pergi sendiri. Sempat bertanya
dan janjian dengan teman, tapi akhirnya aku ketinggalan karena masih harus
menyelesaikan beberapa tugas kantor.
Jarak tempuh 13 km dari simpang
jalan besar. Aku sampai dan bersiap untuk menyebrang sungai menggunakan
tambang. Matahari yang hampir tenggelam terlihat indah dan membuatku tersenyum
gembira. Seorang teman menungguku dan kami bergegas untuk menyebrang. Di atas
sampan, aku menikmati sungai Kapuas di Desa Sei-Ayak yang tengah pasang.
Langit, matahari senja, pepohonan, orang menggunakan sampan, aliran sungai yang
tenang benar-benar membuatku lupa dengan perjalanan yang cukup melelahkan.
Saat tiba, aku dan temanku di
sambut dengan ramah. Kami mulai berkenalan dengan beberapa keluarga dari pihak
pengantin laki-laki dan makan malam bersama. Tugas selanjutnya menemani
pengantin wanita betangas menggunakan
rempah-rempah. Andai punya cukup waktu, aku juga mau. Aroma dari rempah-rempah
membuat perasaanku sangat tenang. Tapi … kali ini hanya khusus untuk pengantin
saja.
Waktu berjalan tidak terasa.
Tugas kami masih sama- menemani pengantin wanita. Kali ini dia mencoba gaun
pengantin untuk acara besok. “Kakak, cantik nggak?”
tanya adikku Pina.” “Iya, cantik gaunnya.” Pina sempat protes, ternyata bukan
gaunnya yang dia tanya, tapi dia yang sedang menggenakan gaun. Ada-ada saja.
Bagiku dia sangat cantik. Jadi teringat ucapannya padaku: “Kak, aku pernah
bermimpi satu hari akan menjadi seorang putri dan menggenakan pakaian
penggantin. Besok … semuanya akan terwujud.” Aku ikut gembira melihatnya berbahagia.
*
Sudah pukul sepuluh malam. “Kak,
lihat mereka dekorasi yuk,” ajak Pina. Meski sudah mengantuk kami pergi untuk
bantu-bantu di tempat resepsi. Ternyata masih ramai. Pengantin pria dan
beberapa teman tengah sibuk. Menit pertama … karena belum akrab, kami bertiga
masih sibuk membantu beberapa gadis yang tengah memplester sedotan pada minuman
mineral.
Menit berikutnya, kami mulai
bercanda. Belum lagi kelucuan pasangan pengantin (Pina dan Hendro) yang sempat
bergaya di depan kamera seraya sibuk beres-beres. Selanjut-selanjutnya, semua
menyatu dengan akrab hingga tengah malam. Rasa mengantuk pun hilang seketika.
Sudah hampir jam 1 pagi. Saatnya
istirahat untuk mempersiapkan diri mengikuti puncak acara dalam misa esok
harinya. Satu hari yang melelahkan, namun sangat menyenangkan.
*
(to be continue ….)
Sei-Ayak, 31 Agustus 2012
SCA-AJ.020187
*Tulisan juga bisa dilihat di : http://baltyra.com/2012/09/07/oase-hidup-malaikat-kecil-wedding-adventure-1-bergembira-bersama-mereka/
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai.
-AJ.020187-
Langganan:
Postingan (Atom)
- Angela Januarti
- Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-