By. Angela Januarti
Pagi
itu, tak ada sedikitpun keanehan dalam benakku. Aku bangun dan
melakukan rutinitasku seperti biasa dihari libur. Aku memilih
beristirahat penuh setelah 19 jam beraktivitas dengan padat. Menjelang
siang aku bergegas mandi dan memikirkan beberapa kejadian penting untuk
kutulis menjadi artikel. Pikiranku dipenuhi ide yang ingin segera
kurangkai menjadi sebuah cerita dan berita menarik.
Aku
bersemangat untuk mulai menulis dan mencari tas ransel berisi
perlengkapan kerjaku. Tak terlihat tas yang terletak di tempat biasa.
Seketika aku shock, menanyakan ke teman-teman yang mungkin
memindahkannya. Aku mencari sampai kamar sebelah untuk memastikan
keberadaan tasku. Oh Tuhan, tasku hilang! Seorang teman satu rumah
segera naik ke kamar atas untuk mengecek laptop dan ternyata miliknya
juga menghilang. Rumah dimasuki maling! Kami berempat heboh bukan main.
Pasrah
… mungkin itu jalan terbaik. Aku hanya terdiam dan berpikir dengan
banyak kata seandainya. Seandainya aku bawa saja tas itu dalam rapat
dan kegiatan kemarin, pasti tidak hilang. Seandainya ….
Siang
itu, aku menangis tanpa henti memikirkan kejadian yang kualami. Sungguh
tak terlintas dalam benakku akan kehilangan laptop hadiah dari papaku.
Bukan hanya laptop, namun sebagian besar fileku tak terselamatkan.
Terlebih semua barang penting dalam tas itu.
Aku sharing
pada beberapa orang terdekatku dan melaporkan kejadian pada manajemen
kami. Ada banyak simpati masuk dan menguatkanku. Terlebih satu kalimat
dari seorang Padre yang mengatakan : “Angel, bersabar yah. 'Otak &
hati' kita justru hard disc yang sejati, pasti bisa menuliskan ulang
semua naskah & calon naskahmu yang hilang itu. Roh Allah
mendamaikan hatimu. “ Aku mulai merenung, mungkin semua itu tidak lagi
menjadi hakku. Aku harus belajar melepas. Begitupun satu temanku yang
juga kehilangan laptopnya.
Kekuatan melepas itu luar
biasa. Hari pertama setelah kehilangan, aku mendapatkan laptop baru
dengan kualitas yang jauh lebih baik. Kedua, kami pindah ke tempat
tinggal baru dengan fasilitas dan keamanan yang memadai. Ketiga, aku
mendapatkan kesempatan menemani tamu mengunjungi beberapa kampung untuk
survei dan mendapatkan banyak pengalaman menarik.
Tiga
hari yang istimewa membuatku mensyukuri setiap hal yang terjadi. Meski
berat, aku percaya Tuhan tidak pernah mencobai melebihi kekuatan
umat-Nya. Semua sudah diganti dengan hal yang lebih baik. Tugasku
selanjutnya menjaga hal terbaik ini dan menjadikannya berarti.
Selalu
ada Pelangi sehabis hujan. Ketika aku berani belajar melepas, kekuatan
itu membawaku pada keindahan sejati yang ada di depanku saat ini.
Sintang, 5 April 2012
SCA-AJ.020187
Setiap kepingan kehidupan memiliki keajaibannya sendiri. Keajaiban itulah yang ingin kubagikan dengan menulis.
11 April 2012
KEKUATAN MELEPAS
Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai.
-AJ.020187-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Angela Januarti
- Berasal dari Rawak-Kalimantan Barat. Seorang yang biasa seperti orang-orang pada umumnya. Senang mengunjungi tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang yang belum dikenal. Proses tersebutlah yang membuatnya belajar banyak hal dalam kehidupan. Cintanya adalah kebijaksanaan, dicarinya sejak masa muda. Ia ingin memperolehnya sebagai mempelai. -AJ.020187-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar